MAKALAH
KAJIAN KURIKULUM DAN BUKU TEKS
PPKN
Disusun Oleh
:
riowansyah
1321180022
Dosen Pembimbing
DRS. SYARKATI, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas nikmat
yang telah diberikan baik berupa nikmat
kesehatan ataupun nikmat kesempatan sehingga penulisan makalah ini dapat
diselesaikan. Shalawat bagi Nabi
Muhammad SAW yang telah meletakkan peradaban kemanusiaan yang diridhoi Allah SWT. Penulis tahu, bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dari sisi isi
pembahasan, penulisan kalimat dan sebagainya, beranjak dari kesadaran itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat konstruktif sebagai
penambahan pengetahuan bagi penulis dalam menyusun makalah di lain waktu.
Terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah ini yang telah memberikan ilmunya serta bimbingannya kepada kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan Pada teman-teman yang
turut memberikan sumbangsih pikiran serta tenaga dalam penyusunan makalah ini. Penulis
juga tak lupa untuk meminta maaf yang sebesar-besarnya jika dalam pembuatan
makalah ini ada pihak/badan yang merasa dirugikan,karena semuanya hanya
kebetulan .
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar......................................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................
...........................................................iii
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah...................................................................................................4
B. Rumusan
Masalah.............................................................................................................4
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum......................................................................................................5
B.
Apa Saja Prinsip-Prinsip Dalam Mengembangkan Kurikulum.......................................6
C.
Sejarah Munculnya Kurikulum Di Indonesia..................................................................6
D.
Buku Teks Ppkn..............................................................................................................10
BAB III. PENUTUP
A.
Kesimpulan.....................................................................................................................13
B.
Saran...............................................................................................................................13
DAFTRA PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Beberapa dekade silam, Indonesia pernah dikenal sebagai negara yang memiliki pendidikan yang maju, paling tidak diantara negara-negara tetangga. Negara dapat dikatakan sebagai negara maju salah satu tandanya dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan dalam Negara tersebut. Pendidikan yang maju tentunya memiliki sistem yang baik dalam rangka mengelola proses pendidikan yang ada. Dalam dunia pendidikan kurikulum merupakan hal yang sangat sentral. Kurikulum merupakan rel yang digunakan untuk mengawal tujuan yang telah di cantumkan oleh lembaga pendidikan, tujuan tersebut biasanya tercantum dalam visi/misi lembaga pendidikan tersebut. Kurikulum yang ada dewasa ini atau yang disebut dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak dapat lepas dari upaya-upaya pemerintah memperbaiki sistem pendidikan negara kita. Pada awal berdirinya negara Indonesia bangsa Indonesia masih tergolong negara yang ditakuti dalam kacah perpolitikan Internasional. Hal ini salah satu faktor utamanya karena pendidikan pada masa mempunyai orientas yang jelas, yaitu membentuk watak dan karakter bangsa untuk meningkatkan jiwa patriotisme. Selanjutnya pada masa Orde Baru banyak tokoh yang menyataka bahwa sistem pendidika bangsa ini semakin mengalami degredasi, meskipun tidak bisa dipungkiri pada masa ini disebut ”Zaman Pembangunan”. Sebelum pemerintah memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sebelumnya pemerintah menerapkan beberapa kurikulum, diantaranya kurikulum tahun 1997 dan tahun 1994.
Beberapa dekade silam, Indonesia pernah dikenal sebagai negara yang memiliki pendidikan yang maju, paling tidak diantara negara-negara tetangga. Negara dapat dikatakan sebagai negara maju salah satu tandanya dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan dalam Negara tersebut. Pendidikan yang maju tentunya memiliki sistem yang baik dalam rangka mengelola proses pendidikan yang ada. Dalam dunia pendidikan kurikulum merupakan hal yang sangat sentral. Kurikulum merupakan rel yang digunakan untuk mengawal tujuan yang telah di cantumkan oleh lembaga pendidikan, tujuan tersebut biasanya tercantum dalam visi/misi lembaga pendidikan tersebut. Kurikulum yang ada dewasa ini atau yang disebut dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak dapat lepas dari upaya-upaya pemerintah memperbaiki sistem pendidikan negara kita. Pada awal berdirinya negara Indonesia bangsa Indonesia masih tergolong negara yang ditakuti dalam kacah perpolitikan Internasional. Hal ini salah satu faktor utamanya karena pendidikan pada masa mempunyai orientas yang jelas, yaitu membentuk watak dan karakter bangsa untuk meningkatkan jiwa patriotisme. Selanjutnya pada masa Orde Baru banyak tokoh yang menyataka bahwa sistem pendidika bangsa ini semakin mengalami degredasi, meskipun tidak bisa dipungkiri pada masa ini disebut ”Zaman Pembangunan”. Sebelum pemerintah memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sebelumnya pemerintah menerapkan beberapa kurikulum, diantaranya kurikulum tahun 1997 dan tahun 1994.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Pengertian kurikulum ?
2.
Apa saja prinsip-prinsip dalam mengembangkan kurikulum
?
3.
Sejarah munculnya kurikulum di indonesia ?
4.
Buku teks ppkn ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KURIKULUM
Kata “kurikulum” berasal dari bahasa yunani yang semula digunakan dalam bidang olah raga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari start hingga finish.Pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli sangat bervariasi, tetapi dari beberapa definisi itu dapat ditarik benang merah, bahwa disatu pihak ada yang menekankan pada isi pelajaran atau mata kuliah dan lain pihak lebih menekankan pada proses atau pengalaman belajar.
Menurut UU sikdiknas nomor 20/2003 Definisi kurikulum dikembangkan kearah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Namun inti kurikulum sebenarnya adalah pengalaman belajar yang banyak kaitannya dengan melakukan berbagai kegiatan, interaksi sosial, di lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan kelompok, bahkan interaksi dengan lingkungan fisik seperti gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata pelajaran,tetapi yang terpenting adalah pengalaman kehidupan.
Suatu kurikulum memiliki komponen-komponen yang harus ada dalam kurikulum tersebut, yaitu:
Kata “kurikulum” berasal dari bahasa yunani yang semula digunakan dalam bidang olah raga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari start hingga finish.Pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli sangat bervariasi, tetapi dari beberapa definisi itu dapat ditarik benang merah, bahwa disatu pihak ada yang menekankan pada isi pelajaran atau mata kuliah dan lain pihak lebih menekankan pada proses atau pengalaman belajar.
Menurut UU sikdiknas nomor 20/2003 Definisi kurikulum dikembangkan kearah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Namun inti kurikulum sebenarnya adalah pengalaman belajar yang banyak kaitannya dengan melakukan berbagai kegiatan, interaksi sosial, di lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan kelompok, bahkan interaksi dengan lingkungan fisik seperti gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata pelajaran,tetapi yang terpenting adalah pengalaman kehidupan.
Suatu kurikulum memiliki komponen-komponen yang harus ada dalam kurikulum tersebut, yaitu:
1.
Tujuan, Yaitu arah atau sasaran yang hendak dituju
oleh proses penyelenggaran pendidikan.
2.
Isi Kurikulum, Yaitu pengalaman belajar yang di
peroleh murid di sekolah.pengalaman-pengalaman ini di rancang dan di
organisasikan sedemikian rupa sehingga apa yang diperoleh murid sesuai denagn
tujuan
3.
Metode proses belajar mengajar yaitu cara muri
memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
4.
Evaluasi yaitu cara untuk mengetahui apakah sasaran
yang ingin di tuju dapat tercapai atau tidak
B. PRINSIP-PRINSIP DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM
Prinsip atau bisa disebut juga sebagai hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum. Sejumlah prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum, diantaranya:
Prinsip atau bisa disebut juga sebagai hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum. Sejumlah prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum, diantaranya:
1.
Prinsip relevansi, Kurikulum dan pengajaran harus
disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik
2.
Prinsip efektifitas, Berkaitan dengantingkat
pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum
3.
Prinsip efisiensi, Berkaitan dengan perbandingan
antara tenaga, waktu, dana, dan sarana yang dipakai dengan hasil yang diperoleh
4.
Prinsip kontinuinitas, Kurikulum berbagai tingkat
kelas dan jenjangpendidikan disusun secara berkesinambungan
5.
Prinsip Fleksibilitas,disamping program yang
berlakuuntuk semua anak terdapat pula kesempatan bagi amak mengambil program-program
pilihan
6.
Prinsip integritas, kurikulum hendaknya memperhatiakn
hubungan antara berbagai program pendidikan dalam rangka pembentukan
kepribadian yang terpadu.
C. SEJARAH MUNCULNYA KURIKULUM DI INDONESIA
Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Kurikulum-kurikulum tersebut adalah:
Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Kurikulum-kurikulum tersebut adalah:
1. Rencana Pelajaran 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda kekepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda kekepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau. Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau. Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
3. Kurikulum 1968
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana , yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani. Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila,
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana , yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani. Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila,
4. Kurikulum 1975
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
5. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta — sekarang Universitas Negeri Jakarta — periode 1984-1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta — sekarang Universitas Negeri Jakarta — periode 1984-1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.
6. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan.
Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi.
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan.
Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah materi.
7. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi yang diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasi oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, efektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi yang diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasi oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, efektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
8. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP merupakan stategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas kepada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifan proses belajar mengajar di sekolah. KTSP adalah suatu ide tentang pengembanagn kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelaajran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar, disamping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efisien, dan pemerataan .
KTSP merupakan stategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas kepada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifan proses belajar mengajar di sekolah. KTSP adalah suatu ide tentang pengembanagn kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelaajran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar, disamping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efisien, dan pemerataan .
9. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan
tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong
peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh
atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa
kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik.
Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya
mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di
zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
a) Kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013.
Kelebihan Kurikulum 2013
ü Lebih
menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan
karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya,
pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program
studi.
ü Asumsi dari
kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota.
Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan
potensi mereka.
ü Merangsang
pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
ü Kesiapan
terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui
pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan
profesionalisme secara terus menerus.
b)
Kelemahan
Kurikulum 2013
ü Pemerintah
seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam
kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013.
ü Tidak ada
keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum
2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih
diberlakukan.
ü Pengintegrasian
mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang
pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut
berbeda.
D. BUKU TEKS PPKN
Buku
teks pengayaan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) disusun mengacu
pada Kurikulum 2013. Buku ini menjadi buku teks pendamping untuk memperdalam
materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Materi-materi
dalam buku ini meliputi uraian materi yang tersaji secara lengkap, contoh, dan
latihan sesuai materi. Karakteristik
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Pemahaman konsep disajikan
melalui pengalaman siswa sehari-hari. Konsep dan materi dijelaskan dengan
bahasa yang sederhana dan komunikatif agar mudah dipahami siswa. Pemahaman
siswa terhadap suatu materi diuji melalui soal-soal yang meningkatkan daya nalar
siswa dalam paket Uji Kemampuan. Semua fitur yang ada di buku Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dapat teramati dengan jelas melalui
Pedoman Penggunaan Buku yang ada di bagian awal buku. kehadiran
buku teks di lembaga pendidikan yang memang kondisinya sangat kompleks sudah
tentu mempunyai nilai tertentu. Dari hasil wawacara peneliti dengan guru menyatakan
bahwa dalam proses belajar mengajar seringkali dijumpai beberapa konsep dalam
buku teks satu dengan yang lainnya berbeda. Hal tersebut menyebabkan timbulnya
permasalahan dimana guru dan siswa seringkali bingung untuk menentukan buku
teks mana yang sesuai untuk digunakan.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk :
·
mengetahui tingkat relevansi isi materi dengan
kurikulum
·
mengetahui apakah muatan materi sesuai berdasarkan
konsep, nilai, moral dan norma
·
mengetahui ketepatan bahasa dan keterbacaan dalam buku
teks serta
·
mengetahui kesesuaian ilustrasi yang disajkan.
Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian deskriptif kualitataif dengan jenis penelitian analisis isi, karena
yang menjadi objek kajian dalam penelitian ini adalah dokumen yang
berupa buku teks.
Karakteristik
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
·
Pemahaman konsep disajikan melalui pengalaman
siswa sehari-hari.
·
Konsep dan materi dijelaskan dengan bahasa yang
sederhana dan komunikatif agar mudah dipahami siswa.
·
Pemahaman siswa terhadap suatu materi
diuji melalui soal-soal yang meningkatkan daya nalar siswa dalam paket Uji
Kemampuan.
·
Semua fitur yang ada di buku Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dapat teramati dengan jelas melalui
Pedoman Penggunaan Buku yang ada di bagian awal buku.
Dari
hasil pembahasan dapat diketahui bahwa relevansi isi materi dengan kurikulum
masih terdapat ketidaksesuaian dengan indikator yang dicapai. Untuk muatan
materi secara keseluruhan mengandung konsep, nilai, moral yang benar. Sedangkan
untuk norma sulit untuk diamati. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa relevansi isi materi dengan kurikulum cukup sesuai, muatan materi
berdasarkan konsep, nilai, moral dan norma tergolong cukup sesuai, ketepatan
bahasa dan keterbacaan sudah sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, dan
kesesuaian ilustrasi masih kurang sesuai untuk pemahaman siswa terhadap materi
yang disampaikan. Dari hasil kesimpulan disarankan apabila menggunakan buku
teks yang sudah ada hendaknya ditelaah terlebih dahulu agar kesalahan yang ada
dalam buku ajar tersebut tidak disajikan dalam pembelajaran. Hal tersebut
supaya tidak terjadi kesalahpahaman siswa dalam mempelajari materi pelajaran.
Berdasarkan Permendiknas No.22 tahun 2006 Ruang lingkup mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah secara umum
meliputi aspek-asek sebagai berikut :
1. Persatuan dan kesatuan Bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam Perbedaan, Cinta
lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah pemuda, keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan Negara, Sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan Jaminan keadilan.
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi : tertib dalam kehidupan keluarga,
Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku didalam masyarakat,
peraturan-peraturab daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan
Internasional.
3. Hak Asasi Manusia, meliputi : Hak dan Kewajiban Anak, Hak dan Kewajiban
aggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Penghormatan dan
perlindungan HAM.
4. Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup gotong rotong, Harga diri sebagai
Warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga Negara.
5. Konstitusi Negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan Konstitusi yang
pertama, konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara
dengan konstitusi.
6. Kekuasaan dan politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintahan pusat, Demokrasi dan sistim Politik,
budaya politik, Budaya demokrasi meniju masyarakat madani, sistim pemerintahan,
Pers dalam masyarakat demokrasi.
7. Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara dan idiologi
Negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara, Pengamalan nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai idiologi terbuka.
8. Globalisai, meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indonesia di era Globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan
organisasi internasional, dan mengevaluasi globalsasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian Kurikulum Kata “kurikulum” berasal dari bahasa yunani yang
semula digunakan dalam bidang olah raga, yaitu currere yang berarti jarak
tempuh lari, yakni jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari
start hingga finish. Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah
setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia
hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap.
Kurikulum-kurikulum tersebut adalah:
1.
Rencana Pelajaran 1947
2.
Rencana Pelajaran Terurai 1952
3.
Kurikulum 1968
4.
Kurikulum 1975
5.
Kurikulum 1984
6.
Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
7.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
8.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
9.
Pengertian Kurikulum 2013
BUKU TEKS
PPKN
Buku
teks pengayaan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) disusun mengacu
pada Kurikulum 2013. Buku ini menjadi buku teks pendamping untuk memperdalam
materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Materi-materi
dalam buku ini meliputi uraian materi yang tersaji secara lengkap, contoh, dan
latihan sesuai materi.
B. SARAN
Mengingat penyunsunan kurikulum dilakukan oleh sekolah dan satuan pendidikan sedikit rumit diterapkan maka di harapkan guru, kepala sekolah, komite sekolah dan dewan pendidikan akan sangat bersahabat dengan kurikulum tersebut.
Mengingat penyunsunan kurikulum dilakukan oleh sekolah dan satuan pendidikan sedikit rumit diterapkan maka di harapkan guru, kepala sekolah, komite sekolah dan dewan pendidikan akan sangat bersahabat dengan kurikulum tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Mohammad. 2003. Pendidikan untuk Pembangunan Nasional. Bandumg:
Grasindo.
Sofan Amri, 2013. Pengembangan
dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum.Jakarta: Prestasi Pustaka .
Puskur, 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum PKn Satianingsih, Rarasaning dkk, Konsep Dasar Pkn.
Mulyoto, 2013 . Strategi
Pembelajaran di Era Kurikulm .Jakarta:
Prestasi Pustaka Raya
Mulyasa,E. 2007.Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.Bandung:Remaja RosdakaryaHasan, Said Hamid. 2005. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung:
Imperial Bhakti Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar