REVIEW
PROGRAM KB DI INDONESIA
Di Susun Oleh :
Nama :
Riowansyah (1321180022)
Dosen pembimbing :
Elfahmi Lubis,M.pd
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH BENGKULU
2014
Judul : PROGRAM KB DI INDONESIA
Isi : Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional
dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial
budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan
kemampuan produksi nasional (Depkes,1999).Sejak pelita V, program KB nasional berubah menjadi gerakan KB nasional yaitu gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap
potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan
membudayakan NKKBS dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia.
(Sarwono,1999).
v Tujuan Program KB
Tujuan umum
untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana
program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.
Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah
:
a) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil
yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia.
b) Terciptanya penduduk yang berkualitas,
sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
v Sasaran Program KB
Sasaran
program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung,
tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan
Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara
penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak
langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, keluarga sejahtera.
v Ruang Lingkup Program KB
ü Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
ü Konseling
ü Pelayanan Kontrasepsi
ü Pelayanan Infertilitas
ü Pendidikan sex (sex education)
ü Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
ü Konsultasi genetik
ü Tes keganasan
ü Adopsi
v Strategi Pendekatan dan Cara Operasional Program Pelayanan KB
Strategi
pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :
a) Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat
(kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.
b)
Pendekatan
koordinasi aktif (active coordinative approach)
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan
yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
c)
Pendekatan
integrative (integrative approach)
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan potensi yang
dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat
pada semua pihak.
d) Pendekatan kualitas (quality approach)
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider)
dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
e) Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang
telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan program KB nasional.
f) Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach)
Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dimana program tersebut atas dasar survey pasangan usia subur di
Indonesia terhadap ajakan KIE yang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
1.
15% PUS
langsung merespon “ya” untuk ber-KB
2.
15-55% PUS
merespon ragu-ragu“ untuk ber-KB
3.
30 % PUS
merespon "tidak“ untuk ber-KB
A.
Tahap perluasan
jangkauan
Pola tahap ini
penggarapan program lebih difokuskan lebih kepada sasaran :
1)
Coverage wilayah
Penggarapan wilayah adalah
penggarapan program KB
lebih diutamakan pada penggarapan wilayah potensial, seperti wilayah Jawa, Bali
dengan kondisi jumlah penduduk dan laju pertumbuhan yang besar
2)
Coverage khalayak
Mengarah kepada upaya menjadi
akseptor KB
sebanyak-banyaknya. Pada tahap ini pendekatan pelayanan KB didasarkan pada
pendekatan klinik.
B. Tahap pelembagaan
Tahap ini untuk mengantisipasi
keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap perluasan jangkauan. Tahap coverage
wilayah diperluas jangkauan propinsi luar Jawa Bali. Tahap ini inkator
kuantitatif kesertaan ber-KB
pada kisaran 45-65 % dengan prioritas pelayanan kontrasepsi dengan metode
jangka panjang, dengan memanfaatkan momentum-momentum besar.
Pada tahap coverage wilayah
diperluas jangkauan propinsi seluruh Indonesia. Sedangkan tahap coverage khalayak diperluas jangkauan sisa PUS yang
menolak, oleh sebab itu pendekatan program KB dilengkapi dengan
pendekatan Takesra dan Kukesra.
Ø Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Pelayanan komunikasi, informasi
dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan konseling, advokasi,
penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui media cetak,
elektronik.
Dengan penerangan, motivasi
diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap
dan perilaku masyarakat dalam berKB,
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Dikembangkan program
reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu atau ibu, merupakan
anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk
mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi.
Reproduksi sehat sejahtera adalah
suatu keadaan sehat baik fisk, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua
hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
material, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan lingkungan.
Dalam mencapai sasaran reproduksi
sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB
yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga
sadar HIV/AIDS.
Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar
merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.
Ø Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah
PSM ditonjolkan (pendekatan
masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).
Melalui jalur pendidikan
(sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan, dokter berupa pelatihan konseling dan keterampilan.
1. Untuk Ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka manfaatnya
:
a. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek.
b. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang
dimungkinkan oleh adanya waktu yang cuku untuk mengasuh anak, beristirahat dan
menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya.
2. Untuk anak-anak yang dilahirkan, manfaatnya :
a. Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam keadaan
b. Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup karena
kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan direncanakan.
3. Untuk anak-anak yang lain, manfaatnya
:
a.Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih baik
karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari
sumber yang tersedia dalam keluarga.
b. Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena
pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh
ibu untuk setiap anak.
c. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena
sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup
semata-mata.
4. Untuk ayah, memberikan kesempatan kepadanya agar dapat :
a. Memperbaiki
kesehatan fisiknya.
b. Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang
serta lebih banyak waktu terluang untuk keluarganya.
5.Untuk seluruh
keluarga, manfaatnya :
Kesehatan fisik, mental dan
sosial setiap anggota keluarga tergantung dari kesehatan seluruh keluarga.
Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk memperoleh
pendidikan
Ø Hak atas informasi
Hak untuk mengetahui segala
manfaat dan keterbatasan pilihan metode perencanaan keluarga.
Ø Hak akses.
Yaitu hak untuk memperoleh
pelayanan tanpa membedakan jenis kelamin, agama dan kepercayaan, suku, status
sosial, status perkawinan dan lokasi.
Ø Hak pilihan.
Ø Hak keamanan
Yaitu hak untuk memperoleh
pelayanan yang aman dan efektif.
Ø Hak privasi
Setiap konsumen KB berhak untuk mendapatkan privasi atau bebas dari gangguan atau campur
tangan orang lain dalam konseling dan pelayanan KB.
Ø Hak kerahasiaan
Hak untuk mendapatkan jaminan bahwa
informasi pribadi yang diberikan akan dirahasiakan.
Ø Hak harkat
Yaitu hak untuk mendapatkan
pelayanan secara manusiawi, penuh penghargaan dan perhatian.
Ø Hak kenyamanan
Ø Hak berpendapat
Hak untuk menyatakan pendapat
secara bebas terhadap pelayanan yang ditawarkan.
Ø Hak keberlangsungan
Yaitu hak untuk mendapatkan
jaminan ketersediaan metode KB secara lengkap dan pelayanan yang berkesinambungan selama diperlukan.
Ø Hak ganti rugi
Hak untuk mendapatkan ganti rugi
apabila terjadi pelanggaran terhadap hak konsumen.
ü Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini
terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode
kontrasepsi dengan alat.
Metode kontrasepsi tanpa alat
antara lain : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interuptus, metode
Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan, dan
Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
Sedangkan metode kontrasepsi
sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, dan spermisida.
ü Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada
dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan
estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja.
Kontrasepsi hormonal kombinasi
terdapat pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang
berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant.
ü Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara
garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang mengandung hormon (sintetik
progesteron) dan yang tidak mengandung hormon.
ü Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri
dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP).
MOW sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong
atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum
dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan Vasektomi yaitu memotong atau
mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak
diejakulasikan.
ü Metode Kontrasepsi Darurat
Metode
kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil dan AKDR.
Y Analisi tentang Kebijakan Program Keluarga Berencana
Sistem keluarga berencana
sangat penting dalam kehidupan manusia, hal tersebut bukan semata-mata dilihat
dari sistem KB tersebut melainkan laju peningkatan penduduk yang semakin
tinggi, maka sistem KB juga berperan untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi. Peningkatan laju penduduk di Indonesia dewasa ini kurang menggembirakan.
Demikian pun di masa yang akan datang. Tanpa adanya
usaha-usaha pencegahan pencegahan perkembangan laju peningkatan penduduk yang
pesat, usaha-usaha di bidang pembangunan ekonomi dan sosial yang telah
dilaksanakan dengan maksimal akan tidak bermanfaat.
Ø Kalau di
Tanya Apakah penerapan sistem Keluarga Berencana sudah berhasil dalam
pelaksanaannya?
Menurut saya, penerapan sistem
Keluarga Berencana di Indonesia bisa dikatakan belum berhasil, karena masih
banyak masyarakat yang belum mengerti tentang manfaat dan tujuan dari progaram
KB tersebut, sebab sebagian rakyat pinggiran di ibu kota mengatakan “anak itu
mendatangkan rezeki”. Maka dari tanggapan seperti itu adalah pemikiran baru
untuk menjelaskan ke masyarakat apa sih tujuan dari program KB yang
menguntungkan bagi yang melaukan program tersebut ? ini yang harus di pecahkan
agar masyarakat pun mengerti apa manfaat dan tujuan dari program KB tersebut.Di
zaman era modern sekarang, khususnya di Indonesia jumlah penduduknya meningkat
drastis. Jumlah penduduk yang meningkat drastis tidak disertai dengan jumlah sumber
daya. Sumber daya di alam yang terbatas menyebabkan terjadinya kelangkaan
sumber daya. Selain itu dengan wilayah yang tetap tetapi angka pertumbuhan
penduduk yang semakin meningkat menyebabkan terjadinya penyempitan wilayah yang
ada pada bumi ini.Masalah demi masalah terus bertambah semakin dengan
bertambahnya angka pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu, diperlukan adanya
suatu solusi untuk mengatasi hal kepadatan penduduk tersebut. Maka Pemerintah
Indonesia telah mencanangkan suatu program yang disebut Program Keluarga
Berencana. Program ini bertujuan untuk menciptakan keluarga yang sejahtera.
Selain itu, program ini dibuat untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk.
Dengan dibentuknya BKKBN atau Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional, menjadikan solusi ini bekerja secara nyata. Pemerintah benar-benar
merealisasikannya dengan membentuk suatu badan tersebut.
Menurut saya Tujuan dalam melakukan
atau berpartisipasi dalam program KB ini adalah agar terciptanya sebuah
keluarga yang sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Kedua bertujuan untuk mengendalikan kuantitas penduduk. Dalam hal
ini, program ini melakukan rekayasa jumlah, struktur, dan laju pertumbuhan
penduduk melalui pengendalian kelahiran, kematian, dan beberapa pengarahan.
Ketiga peningkatan kualitas penduduk,
yaitu merekayasa peningkatan kualitas penduduk baik fisik maupun mental
melalui pendekatan life cycle. Keempat pembangunan keluarga, yaitu peningkatan
kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan perempuan dan keluarga untuk
mengentas kemiskinan, pengangguran. Penguatan keluarga sebagai basis pendidikan
dan pembentukan anggota keluarga. Kelima adalah pembangunan database
kependudukan, dengan peningkatan kinerja pendaftaran penduduk dan pencatatan
sipil.
Di Indonesia sekarang ini program KB
telah dilaksanakan tetapi masih belum mencapai tahap optimal. Berdasarkan salah
satu data yang diambil di berbagai daerah seperti di Makassar, Kutainegara, dan
Sulawesi Barat dapat disimpulkan kurang optimal. Salah satu penyebab utamanya
adalah dikarenakan kurangnya tenaga penyuluh KB. Hampir setiap daerah
mengeluhkan hal yang sama. Disini diperlukan peran pemerintah sebagai pembuat
kebijakan untuk mengatasi hal ini.Proses penyuluhan atau sosialisasi KB memang
harus membutuhkan tenaga petugas penyuluhan yang professional. Sehingga
masyarakat dengan mudah memahami seluruh informasi tentang program yang telah
direncanakan ini. Jika petugas KB tidak ahli dalam menyosialisasikan, maka
masyarakat juga tidak akan menmahaminya dan hasilnya tidak akan sesuai dengan
yang diharapkan.
Para pendapat ahli berkata memang
salah satu faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan KB adalah dalam
penyuluhannya. Di Indonesia, kurangnya semberdaya tenaga penyuluhan untuk
melaksanakan kebijakan tersebut merupakan suatu kendala tersendiri. Terlebih
lagi cara mereka berkomunikasi dengan masyarakat yang dianggap kurang membuat
masyarakat kurang memahaminya. Itu semua disebabkan oleh motivasi dan etos
kerja dari staf sendiri masih rendah. Belum lagi pengawasan melekat (waskat)
yang terkadang juga rendah. Kelemahan dalam penyuluhan yang terakhir adalah
keterbatasannya porsi anggaran dibanding dengan sasaran program yang akan
dilaksanakan.Dalam struktur ini kita melihat melalui susut ekonomi,politik,sosial
dan budaya yang menjadi struktur dalam situasi ber-KB. Dalam struktur ekonomi,
melaksanakan program KB merupakan solusi dalam menghadapi kemiskinan yang di
derita oleh masyarakat. Karena dengan ber-KB kita bisa mengatur jumlah angka
kependudukan dan mencegahnya tingkat kenaikan jumlah pertumbuhan penduduk
sehingga bisa mengurangi tingkat kemiskinan. Dlam struktur sosial, ber-KB akan
membuat masyarakat memiliki keluarga yang sejahtera. Dengan prinsip KB “dua
anak sudah cukup” maka kita akan mendapatkan keluarga yang sempurna. Tidak
terlalu banyak maupun terlalu sedikit. Dilihat dari struktur budaya, KB sendiri
memang cukupp sulit untuk dilakukan. Seperti contohnya di daerah-daerah yang
terpencil di Jawa. Mereka mengambil prinsip dari nenek moyang mereka bahwa
memiliki banyak anak akan menambah banyak rezeki. Hal ini yang membuat sulitnya
program KB dilaksanakan di berbagai daerah terpencil.
Ø Jika di Arah Masa Depan penerapan KB di indonesia
berhasil
Kemungkinan yang terjadi kedepannya
jika program KB ini sukses di lakukan khususnya di Indonesia. Kemungkinannya
adalah di masa depan, kemiskinan akan bisa teratasi. Kemudian, dengan
sumberdaya terbatas kita masih bisa menggunakannya dan memanfaatkannya dalam
jumlah yang kita butuhkan dan tidak akan terjadi ketimpangan. Wilayah Indonesia
tidak akan semakin sempit karena jumlah penduduk telah diatur menggunakan
program ini. Serta masyarakat Indonesia akan menjadi masyarakat dengan keluarga
yang sejahtera dan sumber daya manusia yang mencukupi.
Ø Kesimpulan
Jadi dapat di simpulkan Menurut saya jika Program
Keluarga Berencana atau KB di Indonesia sudah mulai berjalan, tetapi memang
belum optimal. Hal ini dikarenakan kurangnya penyuluhan program KB.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhinya adalah komunikasi, sumberdaya,
disposisi dan struktur birokrasi. Bisa juga terjadi karena pengaruh kuat dari
orang-orang penting di suatu tempat. Hal yang perlu diperhatikan juga tentang
sosialisasi dari KB itu sendiri. Karena memberi sosialisasi sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan kebijakan program ini.
Y
Menurut pandangan/pendapat saya tentang program KB
Menurut saya dengan adanya program KB sangat bagus untuk masyarakat Merencanakan dan
mengatur jumlah keluarga nya. Kalau saja pengaturan angka laju kelahiran
manusia bisa di atur Pasti tingkat kelahiran dapat di minimalisir dan akan
menurunkan angka kematian.Pengaturan itu harus diadakan, agar supaya kenaikan
produksi tidak dikalahkan oleh kenaikan kelahiran anak. Hal yang ditakutkan
itupun terjadi pada masa sekarang ini, dimana kelahiran anak mengalahkan
kenaikan produksi terutama produksi pangan. Di samping itu pertumbuhan penduduk
yang tidak disertai dengan pertumbuhan yang cukup dalam produksi nasional dapat
juga menimbulkan berbagai masalah yang berkaitaan dengan kurangnya fasilitas
pendidikan, kurangnya penyediaan makanan, pelayanan kesehatan, kesempatan
kerja, dan lain sebagainya. Usaha perencanaan keluarga harus dilakukan
sedemikian rupa supaya tidak bertentangan dengan hukum yang berjalan dinegeri
ini, juga tidak bertentangan dengan ajaran agama yang merupakan sumber rasa
susila dan rasa perikemanusiaan. Ini semua harus diatur oleh pemerintah dan
harus didukung pula oleh segenap rakyat. Suksesnya suatu program dalam hal ini
program keluarga berencana, tergantung dari aktif atau tidak aktifnya
partisipasi masyarakat untuk mensukseskan program tersebut. Sehingga dalam
posisi ini peran aktif masyarakat sangat penting artinya bagi kelancaran dan
keberhasilan program tersebut dan tercapainya tujuan secara mantap. Program
Keluarga Berencana dicanangkan dalam rangka usaha pemerintah untuk membangun
manusia Indonesia yang berkualitas. Pada dasarnya
pemerintah
berkeinginan untuk membuat perubahan dari suatu kondisi tertentu ke keadaan
lain yang lebih bernilai. Agar proses perubahan itu dapat menjangkau
sasaran-sasaran perubahan keadaan yang lebih baik dan dapat digunakan sebagai
pengendali masa depan, di dalam melaksanakan pembangunan itu perlu sekali
memperhatikan segi manusianya. Karena dalam arti proses, pembangunan itu
menyangkut makna bahwa manusia itu obyek pembangunan dan sekaligus subyek
pembangunan. Sebagai subyek pembangunan manusia harus diperhitungkan, sebab dia
punya nilai dan potensi yang luar biasa. Oleh karena itu, di dalam pembangunan
perlu sekali mengajak subyek tadi untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses
pembangunan secara berkelanjutan (Pasaribu dan Simanjntak, 1986: 62).
Kaitannya dengan peran serta masyarakat dalam program tertentu, peranan
tokoh masyarakat baik formal maupun non-formal sangat penting terutama dalam
mempengaruhi, memberi contoh, dan menggerakkan keterlibatan seluruh warga
masyarakat di lingkungannya guna mendukung keberhasilan program. Apalagi
dimasyarakat pedesaan, peran tersebut menjadi faktor determinan karena
kedudukan para tokoh masyarakat masih sangat kuat pengaruhnya, bahkan sering
menjadi tokoh panutan dalam segala kegiatan hidup sehari-hari warga masyarakat.
Persepsi warga masyarakat terhadap program tertentu merupakan landasan atau
dasar utama bagi timbulnya kesediaan untuk ikut terlibat dan berperan aktif
dalam setiap kegiatan program tersebut. Makna positif atau negatif sebagai
hasil persepsi seseorang terhadap program akan menjadi pendorong atau
penghambat baginya untuk berperan dalam kegiatannya.
Berbagai hal yang terjadi dan menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan
sering mengakibatkan warga masyarakat kurang mampu bersikap terbuka untuk secara
jujur menyatakan persepsi dan pandangannya tentang suatu program yang
diselenggarakan pemerintah. Karena sering dilandasi oleh persepsi yang kurang
positif maka keterlibatan yang ada sering merupakan partisipasi semu. Keadaan
yang demikian itu bila sering terjadi maka akan berakibat kurang lancarnya
kegiatan sesuaii dengan rencana sehingga menyulitkan usaha pencapaian tujuan
program secara utuh dan mantap (Sutopo, 1996: 132). Hambatan yang sering muncul
ketika psrtisipasi masyarakat terhadap suatu program pemerintah kurang maksimal
bisa secara internal, berupa hambatan sosio-kultural, dan eksternal, hambatan
dari birokrasi pemerintah (Miftah Thoha,tth: 11-17)
Hambatan
internal, merupakan hambatan dari dalam masyarakat itu sendiri, yang merupakan
keengganan sebagian besar warga masyarakatuntuk terlibat langsung dalam suatu
program kegiatan. Hal ini disebabkan karena keadaan sosiokultural,
sosial-ekonoomi, rendahnyapendidikan, dan kurangnya sarana dan prasarana mereka
yang belum memungkinkan untuk secara aktif menyuarakan keinginan mereka.
Sedangkan hambatan yang sifatnya eksternal adalah karenaselama ini setiap ada
program pemerintah biasanya sistemnya sendiri yang lebih menekankan perencanaan
dari atas (top-down) atau strategi center-down, yang kurang memperhatikan
masyarakay arus bawah. Akibatnya, yang dilakukan itu kadang-kadang menjadi
tidak realistis dan mengalami stagnasi. Akibatnya juga
banyak
program menghadapi kendala dalam pelaksanaannya seperti kendala yang telah
diuraikan di atas. Sehingga partisipasi warga masyarakat sangat kurang. Proses
dan persepsi seseorang tidak mudah diungkap secara lengkap dan rinsi,
lebih-lebih apabila orang tersebut tidak bersikap terbuka. Banyak hal yang
merupakan pengalaman seseorang dapat mempengaruhi makna hasil persepsi terhadap
kegiatan hubungan antar manusia dalam masyarakat. Selain tergantung dari bentuk
dan proses interaksinya, persepsi seseorang sangat tergantung pada banyak
faktor yang membentuk pengalamannya dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.
Dalam kaitannya dengan program Keluarga Berencana sebagai usaha pemerintah
mewujudkan masyarakat adil dan makmur, materiil, dan spirituil sesuai dengan
tujuan pokok
yang dirumuskan dalam pembahasan dan batang tubuh UUD 45, makapartisipasi aktif
warga masyarakat juga akan sangat ditentukan oleh persepsinya
terhadap
program Keluarga Berencana yang sangat dipengaruhi oleh latar belakang sosial
ekonomi dan budayanya yang khusus. Penelitian ini akan mengambil Desa
Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
sebagai wilayah kajiannya. Sebagai satu wilayah yang dapat dikatakan daerah
perbatasan / daerah sub-urban antara desa dengan kota, karena wilayah tersebut
terletak di Kabupaten Bantul paling Utara
berbatasan
dengan wilayah kota paling selatan. Jumlah orang yang masuk/migrasi di wilayah
ini terlihat sangat tinggi sehingga sangat berpengaruh terhadap jumlah
penduduk. Dan hal tersebut tentunya akan berdampak begi sektor kehidupan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar