selamat datang di blogg Riyowansyah 24-03-2015 mengejar impian: program KB di indonesia

Kamis, 16 Oktober 2014

program KB di indonesia



REVIEW
PROGRAM KB DI INDONESIA



Di Susun Oleh :
                        Nama                              : Riowansyah (1321180022)
                        Dosen pembimbing        : Elfahmi Lubis,M.pd


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2014








Judul              : PROGRAM KB DI INDONESIA
Isi                    : Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional (Depkes,1999).Sejak pelita V, program KB nasional berubah menjadi gerakan KB nasional yaitu gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia. (Sarwono,1999).   
v  Tujuan Program KB
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.
Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah :
a)      Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
b)      Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

v  Sasaran Program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.
v  Ruang Lingkup Program KB
Ruang lingkup program KB meliputi :
ü  Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
ü  Konseling
ü  Pelayanan Kontrasepsi
ü  Pelayanan Infertilitas
ü  Pendidikan sex (sex education)
ü  Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
ü  Konsultasi genetik
ü  Tes keganasan
ü  Adopsi

v  Strategi Pendekatan dan Cara Operasional Program Pelayanan KB
Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana antara lain :
a)      Pendekatan kemasyarakatan (community approach).
Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.
b)      Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach)
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.
c)      Pendekatan integrative (integrative approach)
Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.
d)     Pendekatan kualitas (quality approach)
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
e)      Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program KB nasional.
f)       Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach)
Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dimana program tersebut atas dasar survey pasangan usia subur di Indonesia terhadap ajakan KIE yang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
1.      15% PUS langsung merespon “ya” untuk ber-KB
2.      15-55% PUS merespon ragu-ragu“ untuk ber-KB
3.      30 % PUS merespon "tidak“ untuk ber-KB

Strategi tiga dimensi dibagi dalam tiga tahap pengelolaan program KB sebagai berikut :

A.    Tahap perluasan jangkauan
Pola tahap ini penggarapan program lebih difokuskan lebih kepada sasaran :
       1)     Coverage wilayah
Penggarapan wilayah adalah penggarapan program KB lebih diutamakan pada penggarapan wilayah potensial, seperti wilayah Jawa, Bali dengan kondisi jumlah penduduk dan laju pertumbuhan yang besar
       2)     Coverage khalayak
Mengarah kepada upaya menjadi akseptor KB sebanyak-banyaknya. Pada tahap ini pendekatan pelayanan KB didasarkan pada pendekatan klinik.

B.     Tahap pelembagaan
Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap perluasan jangkauan. Tahap coverage wilayah diperluas jangkauan propinsi luar Jawa Bali. Tahap ini inkator kuantitatif kesertaan ber-KB pada kisaran 45-65 % dengan prioritas pelayanan kontrasepsi dengan metode jangka panjang, dengan memanfaatkan momentum-momentum besar.

C.     Tahap pembudayaan program KB
Pada tahap coverage wilayah diperluas jangkauan propinsi seluruh Indonesia. Sedangkan tahap coverage khalayak diperluas jangkauan sisa PUS yang menolak, oleh sebab itu pendekatan program KB dilengkapi dengan pendekatan Takesra dan Kukesra.

Adapun kegiatan / cara operasional pelayanan KB adalah sebagai berikut :
Ø  Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan konseling, advokasi, penerangan kelompok (penyuluhan) dan penerangan massa melalui media cetak, elektronik.
Dengan penerangan, motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam berKB, melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

Ø  Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB
Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi.
Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisk, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga  dengan lingkungan.
Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu: pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS.
Pengayoman, melalui program ASKABI (Asuransi Keluarga Berencana Indonesia), tujuan agar merasa aman dan terlindung apabila terjadi komplikasi dan kegagalan.

Ø  Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah
PSM ditonjolkan (pendekatan masyarakat) serta kerjasama institusi pemerintah (Dinas Kesehatan, BKKBN, Depag, RS, Puskesmas).

Ø  Pendidikan KB
Melalui jalur pendidikan (sekolah) dan pelatihan, baik petugas KB, bidan, dokter  berupa pelatihan konseling dan keterampilan.

v  Dampak Program KB terhadap Pencegahan Kelahiran

1.      Untuk Ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka manfaatnya :
       a. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam       jangka waktu yang terlalu pendek.
       b. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cuku untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya.
       2.   Untuk anak-anak yang dilahirkan, manfaatnya :
      a. Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam keadaan        
 b. Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan direncanakan.
       3. Untuk anak-anak yang lain, manfaatnya :
       a.Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga.
       b. Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak.
       c. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup semata-mata.
       4. Untuk ayah, memberikan kesempatan kepadanya agar dapat :
             a. Memperbaiki kesehatan fisiknya.
      b. Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta lebih                     banyak waktu terluang untuk keluarganya.
       5.Untuk seluruh keluarga, manfaatnya :
Kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota keluarga tergantung dari kesehatan seluruh keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk memperoleh pendidikan

v  Hak-hak  konsumen KB
Ø  Hak atas informasi
Hak untuk mengetahui segala manfaat dan keterbatasan pilihan metode perencanaan keluarga.
Ø  Hak akses.
Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan tanpa membedakan jenis kelamin, agama dan kepercayaan, suku, status sosial, status perkawinan dan lokasi.
Ø  Hak pilihan.
Hak untuk memutuskan secara bebas tanpa paksaan dalam memilih dan menerapkan metode KB.
Ø  Hak keamanan
Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan yang aman dan efektif.
Ø  Hak privasi
Setiap konsumen KB berhak untuk mendapatkan privasi atau bebas dari gangguan atau campur tangan orang lain dalam konseling dan pelayanan KB.
Ø  Hak kerahasiaan
Hak untuk mendapatkan jaminan bahwa informasi pribadi yang diberikan akan dirahasiakan.
Ø  Hak harkat
Yaitu hak untuk mendapatkan pelayanan secara manusiawi, penuh penghargaan dan perhatian.
Ø  Hak kenyamanan
Setiap konsumen KB berhak untuk memperoleh kenyamanan dalam pelayanan.
Ø  Hak berpendapat
Hak untuk menyatakan pendapat secara bebas terhadap pelayanan yang ditawarkan.
Ø  Hak keberlangsungan
Yaitu hak untuk mendapatkan jaminan ketersediaan metode KB secara lengkap dan pelayanan yang berkesinambungan selama diperlukan.
Ø  Hak ganti rugi
Hak untuk mendapatkan ganti rugi apabila terjadi pelanggaran terhadap hak konsumen.

v  Macam Metode Kontrasepsi yang Ada Dalam Program KB Di Indonesia
     
ü  Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat.
Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Coitus Interuptus, metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, dan spermisida.
ü  Metode Kontrasepsi Hormonal
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja.
Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant.
ü  Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang mengandung hormon (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung hormon.
ü  Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan Vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak diejakulasikan. 
ü  Metode Kontrasepsi Darurat
Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam yaitu pil dan AKDR.









Y Analisi tentang Kebijakan Program Keluarga Berencana
Sistem  keluarga berencana sangat penting dalam kehidupan manusia, hal tersebut bukan semata-mata dilihat dari sistem  KB tersebut melainkan laju peningkatan penduduk yang semakin tinggi, maka sistem KB juga berperan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Peningkatan laju penduduk di Indonesia dewasa ini kurang menggembirakan.
Demikian pun di masa yang akan datang. Tanpa adanya usaha-usaha pencegahan pencegahan perkembangan laju peningkatan penduduk yang pesat, usaha-usaha di bidang pembangunan ekonomi dan sosial yang telah dilaksanakan dengan maksimal akan tidak bermanfaat.

Ø  Kalau di Tanya Apakah penerapan sistem Keluarga Berencana sudah berhasil dalam pelaksanaannya?
Menurut saya, penerapan sistem Keluarga Berencana di Indonesia bisa dikatakan belum berhasil, karena masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang manfaat dan tujuan dari progaram KB tersebut, sebab sebagian rakyat pinggiran di ibu kota mengatakan “anak itu mendatangkan rezeki”. Maka dari tanggapan seperti itu adalah pemikiran baru untuk menjelaskan ke masyarakat apa sih tujuan dari program KB yang menguntungkan bagi yang melaukan program tersebut ? ini yang harus di pecahkan agar masyarakat pun mengerti apa manfaat dan tujuan dari program KB tersebut.Di zaman era modern sekarang, khususnya di Indonesia jumlah penduduknya meningkat drastis. Jumlah penduduk yang meningkat drastis tidak disertai dengan jumlah sumber daya. Sumber daya di alam yang terbatas menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya. Selain itu dengan wilayah yang tetap tetapi angka pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan terjadinya penyempitan wilayah yang ada pada bumi ini.Masalah demi masalah terus bertambah semakin dengan bertambahnya angka pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu solusi untuk mengatasi hal kepadatan penduduk tersebut. Maka Pemerintah Indonesia telah mencanangkan suatu program yang disebut Program Keluarga Berencana. Program ini bertujuan untuk menciptakan keluarga yang sejahtera. Selain itu, program ini dibuat untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk. Dengan dibentuknya BKKBN atau Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, menjadikan solusi ini bekerja secara nyata. Pemerintah benar-benar merealisasikannya dengan membentuk suatu badan tersebut.
Menurut saya Tujuan dalam melakukan atau berpartisipasi dalam program KB ini adalah agar terciptanya sebuah keluarga yang sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kedua bertujuan untuk mengendalikan kuantitas penduduk. Dalam hal ini, program ini melakukan rekayasa jumlah, struktur, dan laju pertumbuhan penduduk melalui pengendalian kelahiran, kematian, dan beberapa pengarahan.
Ketiga  peningkatan kualitas penduduk, yaitu  merekayasa peningkatan kualitas penduduk baik fisik maupun mental melalui pendekatan life cycle. Keempat pembangunan keluarga, yaitu peningkatan kesejahteraan keluarga melalui pemberdayaan perempuan dan keluarga untuk mengentas kemiskinan, pengangguran. Penguatan keluarga sebagai basis pendidikan dan pembentukan anggota keluarga. Kelima adalah pembangunan database kependudukan, dengan peningkatan kinerja pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.
Di Indonesia sekarang ini program KB telah dilaksanakan tetapi masih belum mencapai tahap optimal. Berdasarkan salah satu data yang diambil di berbagai daerah seperti di Makassar, Kutainegara, dan Sulawesi Barat dapat disimpulkan kurang optimal. Salah satu penyebab utamanya adalah dikarenakan kurangnya tenaga penyuluh KB. Hampir setiap daerah mengeluhkan hal yang sama. Disini diperlukan peran pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mengatasi hal ini.Proses penyuluhan atau sosialisasi KB memang harus membutuhkan tenaga petugas penyuluhan yang professional. Sehingga masyarakat dengan mudah memahami seluruh informasi tentang program yang telah direncanakan ini. Jika petugas KB tidak ahli dalam menyosialisasikan, maka masyarakat juga tidak akan menmahaminya dan hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.
Para pendapat ahli berkata memang salah satu faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan KB adalah dalam penyuluhannya. Di Indonesia, kurangnya semberdaya tenaga penyuluhan untuk melaksanakan kebijakan tersebut merupakan suatu kendala tersendiri. Terlebih lagi cara mereka berkomunikasi dengan masyarakat yang dianggap kurang membuat masyarakat kurang memahaminya. Itu semua disebabkan oleh motivasi dan etos kerja dari staf sendiri masih rendah. Belum lagi pengawasan melekat (waskat) yang terkadang juga rendah. Kelemahan dalam penyuluhan yang terakhir adalah keterbatasannya porsi anggaran dibanding dengan sasaran program yang akan dilaksanakan.Dalam struktur ini kita melihat melalui susut ekonomi,politik,sosial dan budaya yang menjadi struktur dalam situasi ber-KB. Dalam struktur ekonomi, melaksanakan program KB merupakan solusi dalam menghadapi kemiskinan yang di derita oleh masyarakat. Karena dengan ber-KB kita bisa mengatur jumlah angka kependudukan dan mencegahnya tingkat kenaikan jumlah pertumbuhan penduduk sehingga bisa mengurangi tingkat kemiskinan. Dlam struktur sosial, ber-KB akan membuat masyarakat memiliki keluarga yang sejahtera. Dengan prinsip KB “dua anak sudah cukup” maka kita akan mendapatkan keluarga yang sempurna. Tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit. Dilihat dari struktur budaya, KB sendiri memang cukupp sulit untuk dilakukan. Seperti contohnya di daerah-daerah yang terpencil di Jawa. Mereka mengambil prinsip dari nenek moyang mereka bahwa memiliki banyak anak akan menambah banyak rezeki. Hal ini yang membuat sulitnya program KB dilaksanakan di berbagai daerah terpencil.
Ø  Jika di Arah Masa Depan penerapan KB di indonesia berhasil
Kemungkinan yang terjadi kedepannya jika program KB ini sukses di lakukan khususnya di Indonesia. Kemungkinannya adalah di masa depan, kemiskinan akan bisa teratasi. Kemudian, dengan sumberdaya terbatas kita masih bisa menggunakannya dan memanfaatkannya dalam jumlah yang kita butuhkan dan tidak akan terjadi ketimpangan. Wilayah Indonesia tidak akan semakin sempit karena jumlah penduduk telah diatur menggunakan program ini. Serta masyarakat Indonesia akan menjadi masyarakat dengan keluarga yang sejahtera dan sumber daya manusia yang mencukupi.
Ø  Kesimpulan
Jadi dapat di simpulkan Menurut saya jika Program Keluarga Berencana atau KB di Indonesia sudah mulai berjalan, tetapi memang belum optimal. Hal ini dikarenakan kurangnya penyuluhan program KB. Faktor-faktor lain yang mempengaruhinya adalah komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi. Bisa juga terjadi karena pengaruh kuat dari orang-orang penting di suatu tempat. Hal yang perlu diperhatikan juga tentang sosialisasi dari KB itu sendiri. Karena memberi sosialisasi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kebijakan program ini.






Y Menurut pandangan/pendapat saya tentang program KB

Menurut saya dengan adanya program KB sangat  bagus untuk masyarakat Merencanakan dan mengatur jumlah keluarga nya. Kalau saja pengaturan angka laju kelahiran manusia bisa di atur Pasti tingkat kelahiran dapat di minimalisir dan akan menurunkan angka kematian.Pengaturan itu harus diadakan, agar supaya kenaikan produksi tidak dikalahkan oleh kenaikan kelahiran anak. Hal yang ditakutkan itupun terjadi pada masa sekarang ini, dimana kelahiran anak mengalahkan kenaikan produksi terutama produksi pangan. Di samping itu pertumbuhan penduduk yang tidak disertai dengan pertumbuhan yang cukup dalam produksi nasional dapat juga menimbulkan berbagai masalah yang berkaitaan dengan kurangnya fasilitas pendidikan, kurangnya penyediaan makanan, pelayanan kesehatan, kesempatan kerja, dan lain sebagainya. Usaha perencanaan keluarga harus dilakukan sedemikian rupa supaya tidak bertentangan dengan hukum yang berjalan dinegeri ini, juga tidak bertentangan dengan ajaran agama yang merupakan sumber rasa susila dan rasa perikemanusiaan. Ini semua harus diatur oleh pemerintah dan harus didukung pula oleh segenap rakyat. Suksesnya suatu program dalam hal ini program keluarga berencana, tergantung dari aktif atau tidak aktifnya partisipasi masyarakat untuk mensukseskan program tersebut. Sehingga dalam posisi ini peran aktif masyarakat sangat penting artinya bagi kelancaran dan keberhasilan program tersebut dan tercapainya tujuan secara mantap. Program Keluarga Berencana dicanangkan dalam rangka usaha pemerintah untuk membangun manusia Indonesia yang berkualitas. Pada dasarnya
pemerintah berkeinginan untuk membuat perubahan dari suatu kondisi tertentu ke keadaan lain yang lebih bernilai. Agar proses perubahan itu dapat menjangkau sasaran-sasaran perubahan keadaan yang lebih baik dan dapat digunakan sebagai pengendali masa depan, di dalam melaksanakan pembangunan itu perlu sekali memperhatikan segi manusianya. Karena dalam arti proses, pembangunan itu menyangkut makna bahwa manusia itu obyek pembangunan dan sekaligus subyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan manusia harus diperhitungkan, sebab dia punya nilai dan potensi yang luar biasa. Oleh karena itu, di dalam pembangunan perlu sekali mengajak subyek tadi untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan secara berkelanjutan (Pasaribu dan Simanjntak, 1986: 62).
Kaitannya dengan peran serta masyarakat dalam program tertentu, peranan tokoh masyarakat baik formal maupun non-formal sangat penting terutama dalam mempengaruhi, memberi contoh, dan menggerakkan keterlibatan seluruh warga masyarakat di lingkungannya guna mendukung keberhasilan program. Apalagi dimasyarakat pedesaan, peran tersebut menjadi faktor determinan karena kedudukan para tokoh masyarakat masih sangat kuat pengaruhnya, bahkan sering menjadi tokoh panutan dalam segala kegiatan hidup sehari-hari warga masyarakat. Persepsi warga masyarakat terhadap program tertentu merupakan landasan atau dasar utama bagi timbulnya kesediaan untuk ikut terlibat dan berperan aktif dalam setiap kegiatan program tersebut. Makna positif atau negatif sebagai hasil persepsi seseorang terhadap program akan menjadi pendorong atau penghambat baginya untuk berperan dalam kegiatannya.
Berbagai hal yang terjadi dan menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan sering mengakibatkan warga masyarakat kurang mampu bersikap terbuka untuk secara jujur menyatakan persepsi dan pandangannya tentang suatu program yang diselenggarakan pemerintah. Karena sering dilandasi oleh persepsi yang kurang positif maka keterlibatan yang ada sering merupakan partisipasi semu. Keadaan yang demikian itu bila sering terjadi maka akan berakibat kurang lancarnya kegiatan sesuaii dengan rencana sehingga menyulitkan usaha pencapaian tujuan program secara utuh dan mantap (Sutopo, 1996: 132). Hambatan yang sering muncul ketika psrtisipasi masyarakat terhadap suatu program pemerintah kurang maksimal bisa secara internal, berupa hambatan sosio-kultural, dan eksternal, hambatan dari birokrasi pemerintah (Miftah Thoha,tth: 11-17)
Hambatan internal, merupakan hambatan dari dalam masyarakat itu sendiri, yang merupakan keengganan sebagian besar warga masyarakatuntuk terlibat langsung dalam suatu program kegiatan. Hal ini disebabkan karena keadaan sosiokultural, sosial-ekonoomi, rendahnyapendidikan, dan kurangnya sarana dan prasarana mereka yang belum memungkinkan untuk secara aktif menyuarakan keinginan mereka. Sedangkan hambatan yang sifatnya eksternal adalah karenaselama ini setiap ada program pemerintah biasanya sistemnya sendiri yang lebih menekankan perencanaan dari atas (top-down) atau strategi center-down, yang kurang memperhatikan masyarakay arus bawah. Akibatnya, yang dilakukan itu kadang-kadang menjadi tidak realistis dan mengalami stagnasi. Akibatnya juga
banyak program menghadapi kendala dalam pelaksanaannya seperti kendala yang telah diuraikan di atas. Sehingga partisipasi warga masyarakat sangat kurang. Proses dan persepsi seseorang tidak mudah diungkap secara lengkap dan rinsi, lebih-lebih apabila orang tersebut tidak bersikap terbuka. Banyak hal yang merupakan pengalaman seseorang dapat mempengaruhi makna hasil persepsi terhadap kegiatan hubungan antar manusia dalam masyarakat. Selain tergantung dari bentuk dan proses interaksinya, persepsi seseorang sangat tergantung pada banyak faktor yang membentuk pengalamannya dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Dalam kaitannya dengan program Keluarga Berencana sebagai usaha pemerintah mewujudkan masyarakat adil dan makmur, materiil, dan spirituil sesuai dengan
tujuan pokok yang dirumuskan dalam pembahasan dan batang tubuh UUD 45, makapartisipasi aktif warga masyarakat juga akan sangat ditentukan oleh persepsinya
terhadap program Keluarga Berencana yang sangat dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi dan budayanya yang khusus. Penelitian ini akan mengambil Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai wilayah kajiannya. Sebagai satu wilayah yang dapat dikatakan daerah perbatasan / daerah sub-urban antara desa dengan kota, karena wilayah tersebut terletak di Kabupaten Bantul paling Utara
berbatasan dengan wilayah kota paling selatan. Jumlah orang yang masuk/migrasi di wilayah ini terlihat sangat tinggi sehingga sangat berpengaruh terhadap jumlah penduduk. Dan hal tersebut tentunya akan berdampak begi sektor kehidupan lain.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar